Gerakan Spirit Pancasila Berbuka Bersama Anak Yatim Piatu

JAKARTA - Gerakan Spirit Pancasila menggelar buka puasa bersama anak yatim piatu. Kelompok yang dipimpin Guruh Sukarno Putra itu mengundang anak yatim piatu dari beberapa panti asuhan di Jakarta.

''Kami ingin berbagi kegembiraan bersama anak-anak. Mereka tunas harapan bangsa yang patut mendapatkan perhatian serius dan kasih sayang kita semua,'' kata Guruh Sukarno Putra saat membuka acara.

Menurut dia, Ramadhan merupakan momentum membuka kesadaran spiritual. ''Merasakan kehadiran dan kedekatan Allah di dalam diri kita,'' kata Guruh di acara yang bertempat di Hing Puri Fatmawati.

Pada kesempatan itu, Guruh sempat menyinggung situasi nasional. Bertepatan dengan 1 Oktober, kata dia, saat ini terjadi saling curiga. ''Bersandar kesadaran spiritual, keadaan seperti dulu jangan sampai terjadi lagi,'' katanya.

Pada kesempatan yang sama, Guruh juga meresmikan lembaga bantuan hukum Gabungan Senior Pengacara (GSP). Firma hukum itu didirikan bersama pengacara senior dan berkantor di gedung pengurus pusat GSP di Jl Wijaya 1/381 A, Jakarta Selatan.

Guruh: SBY Amalkan Pancasila Versinya Sendiri

Jakarta - Guruh Sukarno Putra mendeklarasikan Gerakan Spirit Pancasila (GSP) pada peringatan lahirnya Pancasila 1 Juni. Guruh menilai Presiden SBY memang mengamalkan nilai Pancasila, namun dengan versinya sendiri.

"Saya percaya SBY mengamalkan Pancasila, tapi versinya sendiri," tandas Guruh seusai deklarasi GSP di kediamannya Hing Puri Fatmawati, Jalan Sriwijaya 26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/6/2006).

Pengamalan seperti ini, menurut Guruh, untuk mengingatkan rakyat Indonesia tidak meninggalkan Pancasila. Karenanya GSP dibuat dan tetap akan diarahkan sebagai gerakan spiritual, bukan ke politik.

"Namun sayang, di masa kini sebagian besar rakyat Indonesia kurang peduli, kurang tahu, bahkan meninggalkan Pancasila," tutur Guruh dalam orasinya di hadapan ratusan pendukung GSP berpakaian kaos putih-putih berlambang bintang segi lima.

Sebelum deklarasi, acara dibuka dengan parade kesenian marching band dan tarian gending baleganjur dari Bali. Terlihat beberapa orang mantan pejabat penting Orde Baru seperti mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Hayono Isman dan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono. Terlihat juga personil band Dewa, Ahmad Dani, dan artis Marissa Haque.

(http://www.detik.com)
drawgon 02-06-2006, 12:13 AM
edit by JT GSP

BEBERAPA POKOK PIKIRAN GURUH SUKARNO PUTRA

Berkaitan dengan peringatan hari Ulang Tahun Guruh Sukarno Putra yang ke 54, Guruh Sukarno Putra berkesempatan menyampaikan beberapa pokok pikiran kepada Team PR-nya yang menurutnya sebagai buah dari perenungannya beberapa hari menjelang genap usianya ke 54 serta refleksinya atas begitu banyak peristiwa dan fenomena yang berkembang di kehidupan bangsa Indonesia.

Hasil penyampaian pokok pikiran ini dimaksudkan untuk disusun sebagai press realase yang akan disampaikan kepada rekan-rekan media massa. Pada kesempatan ini Guruh Sukarno Putra menerbitkan Buku Agenda yang diberi nama Catatan Harian 2007 yang berisi visi dan misi Gerakan Spirit Pancasila yang didirkan pada 1 juni 2006. Ada satu keunikan pada agenda ini yaitu cover yang dapat digonta-ganti sesuai kehendak hati. Dan sisipan gambar pada tiap bulan yang bertemakan Propaganda dan Rasa Cinta Tanah Air. Di agenda disisipi pula formulir keanggotaan perpustakaan Yayasan Bung Karno, Keanggotaan Gerakan Spirit Pancasila dan sayembara membuat Poster Propaganda yang berhadiah puluhan juta rupiah. Buku Catatan Harian 2007 ini dapat dibeli di toko buku Gramedia atau memesan langsung pada Randy (Marketing Manager) ponsel 0811105230.

Berikut poin pikiran yang disampaikan oleh Guruh Sukarno Putra :

1. Bahwa pada umumnya, ketika usia manusia bertambah dan semakin sempit kesempatan manusia untuk menikmati hidup, justru manusia itu semakin sadar akan arti "hidup dan kehidupan serta manusia dan kemanusiaannya" ternyata hanyalah untuk menjalankan tugas yang diberikan Tuhan sebagai Sang Pencipta kepada manusia. Kesadaran spiritual itu juga yang dialami oleh seorang Guruh Sukarno Putra di usianya yang ke-54 ini.

2. Tentu saja, sebagaimana umumnya manusia, seorang Guruh Sukarnno Putra juga berkeinginan hidupnya menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Hanya saja, menjadi lebih baik jangan berhenti hanya pada ukuran bertambahnya kekayaan material saja, tetapi juga yang lebih penting adalah seberapa besar dan seberapa jauh dirinya berguna, baik bagi keluarganya,
bagi saudara-kerabat dan kawan-kawannya, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara, juga bagi kemanusiaan. Manusia yang berguna jelas harus menjadi manusia baik sebagai prasyaratnya. Dan manusia baik, menurut Guruh Sukarno Putra, bukanlah manusia yang tidak pernah berbuat salah. Karena manusia yang seperti itu tidaklah pernah ada dalam sejarah peradaban manusia. Manusia yang baik itu, menurut Guruh Sukarno Putra, adalah manusia yang pernah berbuat salah tetapi menginsyafi kesalahannya untuk kemudian diperbaiki. Tuhan pun menyediakan mekanisme keinsyafan dan permohonan maaf manusia, begitu tambah Guruh Sukarno Putra.

3. Dengan kesadaran hasil perenungannya di usia yang ke-54 ini, Guruh Sukarno Putra merasa perlu untuk menyampaikan hal ini kepada publik. Guruh Sukarno Putra berharap, ke depan, dirinya bisa berbuat lebih banyak bagi kehidupan orang banyak, bagi bangsa dan negara.

4. Kepada Rekan-rekannya, baik itu yang saat ini menjadi Public Figure di dunia kesenian, menjadi Public Figure di masyarakat, rekan-rekan yang memegang kekuasaan di dunia politik maupun organisasi politik, Guruh Sukarno Putra sangat mengharapkan kepada mereka untuk dapat menggunakan kemurahan Tuhan itu, amanah itu, sebaik mungkin bagi kehidupan bersama kita saat ini (yang sebagaimana kita ketahui dan rasakan bersama) sedang membutuhkan tauladan, sedang membutuhkan pemimpin yang dapat membawa bangsa ini ke luar dari kesulitan-kesulitan yang selama ini kita alami bersama.

5. Kepada masyarakat sebangsa dan setanah air, Guruh Sukarno Putra juga berharap untuk menggunakan amanah Tuhan yang berupa kekuasaan rakyat untuk memilih pemimpin, secara jujur ikhlas. Karena, menurut Guruh Sukarno Putra, sangat sulit dibayangkan kita akan mendapatkan pemimpin yang baik tanpa kesadaran rakyat yang baik sebagai pemilihnya. Menurutnya, hanya dengan itu kita dapat melakukan perubahan hidup bersama kita ke arah yang baik. Sebagaimana Tuhan mengisyaratkan kepada kita semua bahwa tidak akan dirubah
nasib suatu kaum atau bangsa jika kaum atau bangsa itu sendiri tidak mau
merubah nasibnya.

Hing Puri Fatmawati,
Jakarta, 13 Januari 2007

INDONESIA DALAM BAHAYA

Ketua PDI Perjuangan, Guruh Sukarno Putra menyatakan Indonesia berada dalam Siaga II. Situasi tak kondusif itu terjadi karena bencana alam bertubi-tubi, rongrongan terhadap stabilitas politik, ekonomi, dan kebudayaan tiada henti menerpa.

"Jika diumpamakan dalam militer, keadaan Indonesia sekarang ini Siaga II," katanya dalam pidato pelantikan pengurus kecamatan PDIP se-Kabupaten Buleleng di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Bali, kemarin.

Adik Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, itu menjelaskan empat kali amendemen terhadap UUD 1945 belakangan disadari telah menghasilkan pasal-pasal yang bertentangan dengan Pancasila. Guruh dengan lantang juga menolak pengesakan Rancangan Undang-Undang Antipornograsi dan Pornoaksi karena pornograsi sudah diatur dalam KUHP dan Undang-Undang Pers. Ia pun menyeru kepada pemimpin Partai Golkar, yang memiliki kemiripan ideologis dengan PDIP, agar ikut menolak.

Guruh Sukarno Putra
Ketua Umum Gerakan Spirit Pancasila

SEKALI PANCASILA, TETAP PANCASILA

Tanggal 1 Juni ini Pancasila genap berusia 61 tahun. Tahun 1945 Bung Karno mengusulkan dasar negara itu di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI.


Pancasila disahkan masuk Pembukaan (Preambule) UUD 1945 pada sidang PPKI, 18 Agustus 1945. Tetapi, "perlakuan" terhadap Pancasila sebagai falsafah negara melalui proses panjang. Pada awal revolusi Bung Karno harus menyosialisasikan Pancasila ke seluruh pelosok, memakai salam lima jari tangan, simbol kelima sila Pancasila. Pancasila akhirnya diterima rakyat.

Di era Orde Baru (Orba) Pancasila sempat menjadi polemik, terkait klaim, yang pertama kali mengusulkan adalah Muhammad Yamin, bukan Bung Karno. Dengan ditemukannya naskah otentik Notulen Sidang BPUPKI di Arsip Nasional dan Surat Wasiat Bung Hatta kepada Guntur Sukarno, masalah itu tak lagi mengemuka. Pancasila juga mendapat citra negatif melalui program penataran Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4). Masyarakat tidak diberi ruang untuk mengemukakan pendapat. Pancasila menjadi alat politik untuk mempertahankan kekuasaan.

Dalam peringatan HUT Ke-61 Pancasila, kita diliputi keprihatinan karena hampir seluruh sila Pancasila belum terwujud. Lihat saja, banyak warga mengalami kesulitan menjalankan ibadah menurut keyakinannya. Sila Kerakyatan atau demokrasi belum dihayati, terbukti banyak kekerasan dan kerusuhan.

Dampak belum dihayatinya Pancasila, yaitu kebobrokan moral, berdampak pada manusia, alam, dan lingkungan. Alam murka akibat perilaku manusia tak ramah lingkungan. Bencana alam kecil sampai besar terus terjadi, dari Aceh hingga Yogyakarta. Sebagian orang religius menganggap ini adalah pertanda azab. Orang spiritual menyebut ini karma karena ada sebab-akibat.

Bagaimana menghadapinya? Cerahkan kesadaran spiritual (spiritual awareness). Menurut Kamus Filsafat, spiritual mengacu ke nilai-nilai manusiawi nonmaterial, seperti keindahan, kebaikan, kebenaran, kejujuran, kesucian, dan cinta.

Selama manusia belum mau mengembara di alam spiritual, selama itu pula segala yang diimpikan tidak akan terwujud. Kalaupun terwujud, sifatnya sementara, semu, tanpa makna. Konflik senantiasa subur.

Kejayaan spiritual

Dalam sejarahnya, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan spiritual, Contohnya pada masa Sriwijaya dan Mataram purba, dengan lahirnya mahakarya Borobudur. Juga dengan peradaban India, Tiongkok kuno, dan Islam di Timur Tengah. Ini bukti, spiritual mempunyai daya mahadahsyat untuk mencapai kemajuan.

Sepanjang sejarah manusia, pencarian spiritual terus berkembang. Di sana-sini pengetahuan mengenai spiritual makin maju dan luas. Sayang, mereka yang tertarik hal spiritual hingga kini masih minoritas, bahkan dalam perkembangannya spiritual mengalami pembelokan, mengakibatkan banyak orang merasa risi pada hal-hal spiritual. Spiritual dihubungkan dengan hal yang tidak realistis, paranormal, mistik, klenik, atau perdukunan dengan persepsi keliru.

Pada usia ke-61 Pancasila yang harus dipertanyakan adalah masihkah kita berpegang pada Pancasila sebagaimana disepakati founding fathers? Apakah kita perlu mencari dasar negara lain, dengan alasan Pancasila tidak memberi perubahan hakiki terhadap kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia? Rasanya tidak pantas negara menyandang nama Pancasila, sementara warganya saling membunuh.

Sebagai paham universal, Pancasila sarat dengan perspektif spiritual dan mengacu pada pluralisme, kemajemukan, atau heterogenitas. NKRI merupakan wadah rakyat yang plural. Maka, mewacanakan spiritual (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang paling tepat hanya Pancasila.

Ibarat masih didominasi "kuasa gelap", tidak ada jalan lain kita harus menuju "kuasa terang". Jalan ke situ adalah jalan Pancasila dengan cara spiritual (The Pancasila way by a spiritual way). Spiritualisasi Pancasila bertujuan melakukan pembentukan jiwa. Dengan cara itu, kita dapat mencapai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu Indonesia yang jaya sentosa, dunia damai penuh kasih, gotong royong, dan persaudaraan.

Guruh Sukarno Putra
Ketua Umum Gerakan Spirit Pancasila