BEBERAPA POKOK PIKIRAN GURUH SUKARNO PUTRA

Berkaitan dengan peringatan hari Ulang Tahun Guruh Sukarno Putra yang ke 54, Guruh Sukarno Putra berkesempatan menyampaikan beberapa pokok pikiran kepada Team PR-nya yang menurutnya sebagai buah dari perenungannya beberapa hari menjelang genap usianya ke 54 serta refleksinya atas begitu banyak peristiwa dan fenomena yang berkembang di kehidupan bangsa Indonesia.

Hasil penyampaian pokok pikiran ini dimaksudkan untuk disusun sebagai press realase yang akan disampaikan kepada rekan-rekan media massa. Pada kesempatan ini Guruh Sukarno Putra menerbitkan Buku Agenda yang diberi nama Catatan Harian 2007 yang berisi visi dan misi Gerakan Spirit Pancasila yang didirkan pada 1 juni 2006. Ada satu keunikan pada agenda ini yaitu cover yang dapat digonta-ganti sesuai kehendak hati. Dan sisipan gambar pada tiap bulan yang bertemakan Propaganda dan Rasa Cinta Tanah Air. Di agenda disisipi pula formulir keanggotaan perpustakaan Yayasan Bung Karno, Keanggotaan Gerakan Spirit Pancasila dan sayembara membuat Poster Propaganda yang berhadiah puluhan juta rupiah. Buku Catatan Harian 2007 ini dapat dibeli di toko buku Gramedia atau memesan langsung pada Randy (Marketing Manager) ponsel 0811105230.

Berikut poin pikiran yang disampaikan oleh Guruh Sukarno Putra :

1. Bahwa pada umumnya, ketika usia manusia bertambah dan semakin sempit kesempatan manusia untuk menikmati hidup, justru manusia itu semakin sadar akan arti "hidup dan kehidupan serta manusia dan kemanusiaannya" ternyata hanyalah untuk menjalankan tugas yang diberikan Tuhan sebagai Sang Pencipta kepada manusia. Kesadaran spiritual itu juga yang dialami oleh seorang Guruh Sukarno Putra di usianya yang ke-54 ini.

2. Tentu saja, sebagaimana umumnya manusia, seorang Guruh Sukarnno Putra juga berkeinginan hidupnya menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Hanya saja, menjadi lebih baik jangan berhenti hanya pada ukuran bertambahnya kekayaan material saja, tetapi juga yang lebih penting adalah seberapa besar dan seberapa jauh dirinya berguna, baik bagi keluarganya,
bagi saudara-kerabat dan kawan-kawannya, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara, juga bagi kemanusiaan. Manusia yang berguna jelas harus menjadi manusia baik sebagai prasyaratnya. Dan manusia baik, menurut Guruh Sukarno Putra, bukanlah manusia yang tidak pernah berbuat salah. Karena manusia yang seperti itu tidaklah pernah ada dalam sejarah peradaban manusia. Manusia yang baik itu, menurut Guruh Sukarno Putra, adalah manusia yang pernah berbuat salah tetapi menginsyafi kesalahannya untuk kemudian diperbaiki. Tuhan pun menyediakan mekanisme keinsyafan dan permohonan maaf manusia, begitu tambah Guruh Sukarno Putra.

3. Dengan kesadaran hasil perenungannya di usia yang ke-54 ini, Guruh Sukarno Putra merasa perlu untuk menyampaikan hal ini kepada publik. Guruh Sukarno Putra berharap, ke depan, dirinya bisa berbuat lebih banyak bagi kehidupan orang banyak, bagi bangsa dan negara.

4. Kepada Rekan-rekannya, baik itu yang saat ini menjadi Public Figure di dunia kesenian, menjadi Public Figure di masyarakat, rekan-rekan yang memegang kekuasaan di dunia politik maupun organisasi politik, Guruh Sukarno Putra sangat mengharapkan kepada mereka untuk dapat menggunakan kemurahan Tuhan itu, amanah itu, sebaik mungkin bagi kehidupan bersama kita saat ini (yang sebagaimana kita ketahui dan rasakan bersama) sedang membutuhkan tauladan, sedang membutuhkan pemimpin yang dapat membawa bangsa ini ke luar dari kesulitan-kesulitan yang selama ini kita alami bersama.

5. Kepada masyarakat sebangsa dan setanah air, Guruh Sukarno Putra juga berharap untuk menggunakan amanah Tuhan yang berupa kekuasaan rakyat untuk memilih pemimpin, secara jujur ikhlas. Karena, menurut Guruh Sukarno Putra, sangat sulit dibayangkan kita akan mendapatkan pemimpin yang baik tanpa kesadaran rakyat yang baik sebagai pemilihnya. Menurutnya, hanya dengan itu kita dapat melakukan perubahan hidup bersama kita ke arah yang baik. Sebagaimana Tuhan mengisyaratkan kepada kita semua bahwa tidak akan dirubah
nasib suatu kaum atau bangsa jika kaum atau bangsa itu sendiri tidak mau
merubah nasibnya.

Hing Puri Fatmawati,
Jakarta, 13 Januari 2007

2 comments:

Anonymous said...

Hidup Pancasila, Hidup Bung Karno, Hidup Indonesia !!!!

Anonymous said...

it makes me think how poor are indonesian people is..
The most important thing is that Indonesian people must show respect to their founding fathers, Mr. Soekarno dan Mr. Hatta